
Dulu
sekali, aku terlanjur menikmati pola hidup yang monoton. Yang penting hidup,
terima gaji, layani suami, beranak pinak, jalan-jalan, manjakan lidah
menghabiskan isi atm, bersilaturahim ke keluarga, tutup mata dan hanyut dalam
arusnya. Pelan-pelan pun aku mengarah pada Sang Pencipta, untuk menggapai cinta
dan ridha-Nya. Kemudian, dunia membuatku terbalik.
Kehidupan
habis-habisan menghajarku. Namun, aku bersyukur, Allah tidak membuatku babak
belur. Masih ada orang-orang terkasih yang menghibur dan ikut melebur. Itulah
bentuk kasih sayang Allah kepadaku.
Ini sudah terjadi dari tahun ke
tahun, tentang mencari jati
diri. Kenapa mesti dicari? Dan tiba-tiba sudah umur segini juga. Sudahlah!
Hidup saja seperti biasa. Dengan apa? Dengan berharap belas kasihan
orang lain?
Ooow! Tidak la yauuuu!
Lalu, tanpa sengaja aku coret sana
sini, menulis tentang apa pun dan terpikir sekali lagi, untuk apa aku
dihadirkan ke dunia ini? Bukan "yang penting
hidup". Ada petunjuk Allah yang mesti aku pahami dan jalani, agar aku
hidup sesuai dengan tujuan Allah menciptakanku.
Kalau
hidup sekadar untuk kerja, melayani, makan, leha-leha, beranak pinak, lalu,
mati, lantas apa bedanya kita dengan binatang? Di antara itu, yang membedakan
manusia dan binatang adalah visi misi yang menunjukkan akal dan hatinya
berfungsi.
Ada
yang harus aku perjuangkan dalam hidup, sesuatu yang membuatku mengambil
tanggung jawab dan resikonya. Bukankah kita mencari dunia seakan-akan kita
hidup selamanya? Dan beramal sholeh seakan-akan kita mati esok?
Hhhh!
Sekali lagi, hidup di dunia ini sebentar saja. Jadi, coba kumanfaatkan waktu
dengan fokus pada hal-hal yang dapat menambah amal shalihku. Menurutku, sih.
๐
Bermula
dengan menulis ini itu, sekalian ingin melupakan sesuatu dan iseng-iseng daftar
grup menulis. Ada tulisan yang ingin sekali aku paparkan dalam bentuk novel.
Hanya saja, begitu masuk ke beberapa grup, tulisan itu mandek di bab tiga.
Awalnya
aku memilih grup cerpen untuk mulai belajar. Setelah lewat masanya aku pun
beralih ke grup novel. Dari sana ternyata ada beberapa di antara mereka yang
juga menyelami grup cerpen. Hingga ada di antara anggota grup novel yang
membuat grup khusus untuk diskusi, sharing en saling. Nama grup kami cukup
keren, Warriors of Literacy.
Yang
paling sering kami lakukan di grup adalah saling support, sama-sama belajar
membenahi setiap tulisan kami yang masih amburadul. Masing-masing pun mulai
mengarah ke jalannya, termasuk aku sendiri. Selama bercengkerama di grup warriors,
aku melahirkan tiga novel, yang tentu saja masih dalam bentuk ide dan sinopsis.
Entah kenapa, jalannya tidak semulus harapanku. Namun, ada jalan mulus lain
yang diperlihatkan Allah padaku.
Maaf,
bukan bermaksud sombong atau berbangga diri, tapi impianku adalah dibaca dan
dibukukan semua karyaku yang gak seberapa itu. ๐ญ
Aku
gak berharap dikenal dan terkenal, aku berharap karyaku dikenal. Muluk banget
ya? Yaaa, gak dung!
๐
Akhir
November 2020, Tentang Kisah adalah antalogi cerita pendekku yang
pertama. Ini dibukukan atas permintaan para peserta SAGUSAKA, satu
minggu satu karya. Tidak diperjualbelikan, hanya untuk penulisnya saja.
Antalogi ini bercerita tentang peserta yang berhasil menulis selama sebulan
dalam empat minggu.
Bagaimana
perasaanku?
Payah
bilang la pokoknya. Dalam menunggu proses buku dicetak aku pun terus belajar
membenahi semua tulisan-tulisanku dan terus berkarya.
๐
Ini
antalogi kedua. Antalogi ini berisi cermin, cerita mini, yang mengisahkan tentang
perpisahan yang membekas hingga saat ini dengan judul buku GOODBYE.
Tulisanku di dalam berjudul SAMPAI JUMPA LAGI, diambil bagian akhir dari judul 'Ja, Mata Ne!' di blog ini juga. Untuk meng-upload tulisan ini perjuangan banget buatku.
Yang biasa anak lajang keduaku kerjakan, entah kenapa malam itu kukerjakan
sendiri.
Hebat?
Gilak! Cukup sekali aku berinteraksi dengan laptop. Namun, bukan berarti aku
harus goodbye dengan benda itu.
Lalu,
ini nih, blurb antalogi kali ini:
Layaknya
hidup, ada pertemuan, ada perpisahan. Ada awal, ada akhir. Mereka datang dalam
satu paket. Tak dapat dicegah dan seringkali datang tiba-tiba. Apakah mudah
yang mereka hadapi?
๐
Tak
lama kemudian, muncul lagi antalogi cerpen KESUMAT. Rasanya rejeki Allah
itu jatuh bertubi-tubi ke arahku. Tulisanku ada di situ. Aku coba beranikan
diri promo ke grup SMA dulu. Alhamdulillah, responnya positif. Beberapa orang
membeli dan merasa bangga. Katanya, ada karya temanku di buku itu, aku wajib
beli. ๐ญ
Padahal
aku iseng-iseng aja promonya. Gak sangka respon mereka luar biasa.
Dalam
buku ini, aku mengusung cerita bergenre drama horor, dengan judul ORANG
DALAM yang mengisahkan tentang seorang gadis yang bekerja di sebuah bank.
Kebetulan ceritanya sudah pernah ku-upload di blog ini.
๐
Selanjutnya,
PULANG. Aku terharu ketika tulisanku terpilih untuk judul buku
antaloginya. Sama seperti KESUMAT, tulisan di antalogi ini pun sudah
pernah ku-upload di blog ini.
Mengisahkan
tentang seorang pemuda yang lama merantau dan kembali pulang. Namun, setelah
pulang malah menemukan hal-hal aneh. Salah satu penulis malah membuat video
pendek untuk blurb-nya. Keren banget!
๐
Ini
yang terbaru. Novelet pertamaku setelah aku berjibaku dengan cerpen. Senang
banget rasanya tulisanku ini masuk nominasi dan mulai open order dari
bulan April 2021 kemarin. Ada rasa kepuasan tersendiri buatku. Sedikit lagi
untuk bisa mendekati karya solo dan mulai melirik lagi novelku yang mulai
berjamur.
Karena
novel mini alias novelet, antalogi ini hanya berisi empat tulisan. Ada 3 buku
yang diterbitkan dari penerbit Maple ini. Buku pertama, Sweet
Chaos, buku kedua, Blood, Sweat and Tears, sedangkan buku
ketiga Lemon. Naaaa, tulisanku ada di buku kedua, ber-genre thriller.
Judulnya tetap sama dengan judul tulisan yang ku-upload di blog, Belahan
Jiwa. Hanya saja, di blog masih bersambung dan kuselesaikan karena ikut
serta di event Maple.
Bagi
yang penasaran gimana ending belahan jiwa di blog ini, silahkan pesen ke aku ya
bukunya. ๐
๐
Lalu,
datanglah antalogi cerpen selanjutnya, ARUNIKA BERCERITA. Event ini
kuikuti secara iseng aja. Isi tulisan ini dibantu seseorang dan kupoles
sesukaku. Awalnya memang untuk kuikutsertakan di lomba, namun, belum rejeki
karena kelebihan kata. Lalu, ada lomba lagi dari penerbit lain, iseng juga
kuikutsertakan, Alhamdulillah, masuk 100 besar dari 1300 naskah.
Dari
100 besar yang terpilih untuk dibukukan ada 13 naskah, dan naskahku tidak
termasuk. Bagiku, sudah masuk dalam 100 besar saja membuat tubuhku melambung
tinggi. Lalu, karena bebas memilih ingin dibukukan atau tidak, kuputuskan untuk
menarik naskahku. Event dari penerbit Aksara Cendikia inilah yang
kuikuti.
Setelah
beberapa lama mendem di sana, akhirnya keluar juga hasil dari penjurian mereka.
Mimpi pun gak apalagi berhayal. Tapi, hasilnya benar-benar membuat aku semakin
yakin akan kebesaran Allah mengenai jalan hidupku.
๐
Yang
terbaru antalogi cerpen Romansa Kelabu. Sebenarnya gak ada niat untuk
ikut event ini. Aku masih disibukkan menyelesaikan novelet solo. Mumpung dapat
voucher terbit dari Maple. Hanya saja, salah satu adminnya tiba-tiba
men-japri-ku, mengajak ikut serta dalam event mereka.
Kutolak
secara halus, sih. Eeee, besoknya tiba-tiba aku sudah nongol di grup mereka.
Beugh! Empat hari naskah deadline, langsung aja kukerjai dalam dua hari. Entah
apa hasilnya, terserah nanti. Kelang dua minggu lebih, muncul dah bukunya.
Ckckck. Terhura saia!
๐
Tulisanku
di HIM satu penerbit dengan GOODBYE. Suka banget menulis singkat
seperti ini. Tidak perlu berpanjang-panjang lebar, isinya langsung ngena.
Bicara tentang cinta, bagiku sedikit amit-amit, agak gilo. Tapi Allah yang kasih perasaan ini secara tiba-tiba dan dengan orang yang tidak diduga juga. Kalau di lagu-lagu yang kudengar di radio, katanya 'cinta tak salah, aku yang salah'. ๐ฎ Siapa, sih, yang ciptain tuh lagu?
Isinya
kutulis tentang seseorang, yang entah bisa kumiliki atau tidak. Begitu juga
dengannya. Apakah ada keraguan di dirinya untuk memilikku? Entahlah. Ini pun
termasuk jalan yang pada akhirnya akan kutempuh suatu hari nanti. Apakah
bersamanya nanti, ataukah kupilih tetap sendiri? Masih jadi rahasia Ilahi ya,
kayak judul sinetron. ๐
๐
Antalogi
ini yang terbaru, masih anget, fresh from the oven. ๐
NIRWANA,
antalogi cerpen yang kuambil juga dari blog, yang judulnya DI ANTARA DUA.
Aku lupa judul yang kutulis di buku antalogi ini. Ohoho, maklum, faktor U.
๐
Jadi,
begitulah jalannya, kenapa aku akhirnya berdiri di jalur ini. Hobi coret-coret
dan berceloteh memang sebaiknya disalurkan. Walau aku masih ingin belajar dan
terus belajar. Aku juga gak mau isi buku yang ada karyaku berupa tulisan yang
amburadul. Yaaa, jangankan dibukukan, dilirik aja pun gak ya, 'kan?
Setidaknya,
ketika aku telah tiada, ada sesuatu yang tertinggal. Dan untuk umurku yang
bukan muda lagi ini, hidup harus aku isi dengan hal-hal yang berguna dan
bermanfaat. Karena hidup adalah sebuah perjalanan, yaitu perjalanan dari Allah
yang kemudian kembali lagi kepada Allah. Aku pun cukup nyaman dengan jalan yang
kupilih sekarang.
Di jalan yang kulalui ini, aku gak sendiri. Selain Allah yang sayang padaku, ada mereka yang paling dekat denganku, yang paling mengerti segala situasi dan kondisi. Perlukah kusebut mereknya? Hmmm? Gak usah la ya, yang pasti ada dua lajang tamvan rupawanku, my sister en someone yang selalu mendukung dibalik layar. I love them so much. Muaaaach!
Saat
ini, untuk tahun ini, cukup dulu tulisan berupa cerpen. Kali ini aku harus naik
kelas, menanjak dulu ke novelet sebelum aku mulai dengan novel.
Eh,
tapi? Apa kabar nasib novelku kemarin itu ya?
=====