Senin, 24 Januari 2022

ROMANSA VS HOROR-THRILLER



Romansa

 

            Tahun 2021 kemarin, aktivitas yang biasa ini ditutup dengan terbitnya novel pertamaku yang bergenre keluarga-drama-romansa dengan judul KEMBARA LINTAS JIWA. Aku ambil setting di pertengahan tahun 90-an, dengan permasalahan sederhana, konflik sederhana hingga penyelesaian yang sederhana juga,

            Bukan hal yang mudah untuk menyelesaikan genre yang jauh dari kebiasaan tulisku. Otakku sempat keriting kribo memutar setiap diksi yang harus tertuang di lembaran kertas buram.

 

            Ada hari-hari saat aku ingin menyerah saja. Akan tetapi, berkat peraturan yang mengharuskan menulis dalam sejumlah kata perharinya, naskah itu pun akhirnya selesai juga. Hanya saja, semua hal itu membuat aku menulis dalam tekanan.

            Seorang teman mengatakan padaku, bisa jadi hasilnya nanti akan kurang maksimal.

            Dan harus kuakui, benar prediksinya. Aku merasa hasilnya kurang maksimal. Namun, di satu sisi, aku merasa puas. Ternyata, menulis di bawah tekanan itu memiliki sensasi tersendiri.

 

            Cerita di novel ini tentang seorang gadis, Rania, yang koma dalam waktu lama karena kecelakaan. Pergolakan terjadi dalam keluarga meski gadis itu telah pulang ke rumah walau masih dalam keadaan koma.

            Kediktatoran dalam keluarga besar dari sisi ayahnya pun ikut andil dalam permasalahan hidup Rania, hingga gadis itu harus berjuang sendiri untuk memilih hidup atau mati.

 

            Baiklah! Kita simak saja cuplikan isi naskahnya, eaaaa ....

 



 

Horor-Thriller

 

            Alhamdulillah, awal tahun 2022 ini pun akhirnya terbit juga novel keduaku yang berupa antalogi dengan judul 30 SHADES OF DARKNESS. Sesuai judulnya yang tertera angka 30, isi buku ini juga ada sebanyak 30 tulisan. Semua anti drama.

            Maklum, hidupku sendiri sudah cukup drama, jadi buat apa nambah-nambah drama dengan aku menulis genre drama. Ehehe.

 

            Hampir sama dengan novel KEMBARA LINTAS JIWA, novel ini juga kujalani dengan menulis setiap hari di bawah tekanan.

            Apakah tekanan bisa jadi penyemangat? Entahlah. Aku pun nggak merekomendasikannya. Seperti temanku bilang, hasil pasti kurang maksimal. Dan sekali lagi kukatakan, EMANG IYA!!

            Jadi, jangan sekali-sekali menulis di bawah tekanan jika tidak mampu mengatasi kondisi diri. Nanti berujung kecewa.

 

            Yaaa, meskipun diberikan beberapa hari waktu untuk merevisi dan mengedit, tetap saja hasilnya masih kurang maksimal. Menurutku, sih.

 

            Naskah ini bercerita tentang kita. Eh? Bukan! Kita? Siapa lo? Apalagi aku? Halaah!

 

            Sudahlah! Ini, nih, blurb isi naskah! 👇

 

            Sejatinya manusia pasti memiliki ketakutan. Ketakutan yang seharusnya tidak perlu ditakutkan.

 

            Dan manusia tidak bisa jauh dari kata TAMAK. Ya, ketamakan manusia yang terkadang mengabdikan dirinya kepada hal yang fana. Meski, tidak semua manusia.

 

            Tuhan memang menciptakan dunia manusia dan dunia jin bergandengan. Namun, semua ada batasannya. Sudah jelas-jelas jika Tuhan mengatur segala urusan semua yang ada di alam semesta ini tanpa terkecuali. Inilah salah satu kebesaran yang dimiliki oleh-Nya.

 

            Kelamnya hati, dendam, iri, dengki, banyak mewarnai hati nurani. Hingga sering mencari jalan seenaknya sendiri.

 

            Apa yang mereka dapat akhirnya? Tidak ada apa-apa. Hanya sesal atas jalan kesesatan yang telah terjadi. Sungguh, sia-sia hidup mereka!

 

            Naudzubillahimindzalik.

 

            Diangkat dari beberapa cuplikan hidup, buku ini bergenre horor-thriller yang berisi kiasan atas jiwa-jiwa manusia yang paling dalam.

 

            Ok dah! Kita intip sedikit ya, cuplikan naskahnya!

 



 

 

            Kedua novel ini masih bisa dipesan ya, mba/sist/jeng/kak/bang/mas/bro.

            Kita tunggu konfirmasinya. ^_^

 

            Terima kasih telah singgah di mari! 🙏🏻

 

(FLASHBACK) DARI TANAH TANDUS

  Blurb: “Kak Ineee. Kepala Rubi pusing, Kak.” “Bertahanlah, Rubi! Bukan sekarang saatnya!” Ine dan Rubi, dua gadis kecil yang ter...