Assalamualaikum!
Alhamdulillah, ada tulisan yang sedang proses untuk novel
baruku dengan judul ASA UNTUK ANAK NEGERI PEDALAMAN. Ide awalnya hanya
iseng ketika mengikuti event di IG @pro_kreatif untuk menulis selama 30 hari di
bulan September.
Bercerita tentang Yusuf, seorang guru di pedalaman di
tengah kebun-kebun kopi, yang mengalami ritme kehidupan tak biasa. Berjuang
tanpa perduli suasana dan kondisi alam yang berubah-ubah. Bersabar meski banyak
hambatan menghadang. Inilah risiko pilihan yang sedang berjalan.
Selain ide, untuk proses risetnya terbentur dengan
berbagai masalah yang sedang kuhadapi. Dan mau tak mau, selama hampir 3 bulan
aku benar-benar menghadapi alam yang tak bersahabat sama sekali.
Baeklah!
Aku bocorkan sedikit dari pertengahan chapter ya, bagaimana sampai Yusuf memilih jalan hidupnya.
>>>>
“Gimana
usaha kita? Aman?”
Abi
dan Yusuf duduk santai di balkon hotel.
“Insyaa
Allah, sejauh ini masih aman.”
“Ngajarmu?”
“Alhamdulillah.
Menyenangkan.”
“Nggak
ada niat pindah ke kota? Dari pada jauh ke pelosok sana.”
Yusuf
mendesah pelan.
“Kamu masih bisa memilih, kok. Masih
terbuka jalanmu untuk ikut Abang kerja ke luar negeri. Usaha di dalam negeri
biar orang lain yang urus.” Abi masih berusaha meyakinkan adiknya untuk beralih
pilihan.
Yusuf masih diam. Ingatannya kembali
ke masa saat dia dan beberapa temannya sedang menunggu antrian pendaftaran
CPNS.
“Yakin?” Rio tampak ragu-ragu sambil
memeluk map merah miliknya.
“Kenapa nggak yakin?” Yusuf merasa heran
dengan tingkah Rio.
“Kau yakin dengan pilihan ini?
Bukankah yang ditawari Bang Abi lebih baik? Kalau aku yang ditawari, tentu aku
nggak akan ada di sini.” Rio mulai terlihat lesu.
“Bro.” Yusuf meletakkan lengannya di
pundak Rio. “Kita masih muda, kita memilih yang memang harus kita pilih. Bukan
orang lain yang memilih.”
“Karena kita masih muda lah, makanya
kita pilih yang terbaik. Kau sudah istikharah belum?”
Sambil menyeringai, Yusuf ragu-ragu
menjawabnya. “Ng? Sudah.”
Sepintas percakapan ini tampak sepele. Tapi ketahuilah,
tak ada yang sia-sia di setiap pilihan yang kita ambil. Semua mengandung hikmah
di dalamnya. Hanya saja, salah memilih bisa membuatmu berujung nestapa, karena
kurangnya ridho dari Sang Maha Kuasa.
Itulah gunanya kita shalat istikharah. Jika
kita sudah menentukan pilihan dan shalat
istikharah, maka tugas kita selanjutnya adalah melakukan pilihan tersebut.
Karena jawaban istikharah akan kita tahu ketika telah menjalankan pilihan itu.
Jika
Allah mudahkan, maka pilihan itu adalah yang terbaik. Tapi jika Allah persulit,
maka pilihan kita tadi bukanlah yang terbaik.
Karena
isi doa istikharah garis besarnya adalah meminta kemudahan dari Allah Subhanahu
Wa Ta’ala jika pilihan kita adalah yang terbaik untuk dunia dan akhirat kita.
Wallahualam.
Nanti, jika takdir menempatkanmu pada sebuah pilihan,
maka libatkanlah Allah selalu. Agar ketika pilihanmu salah, maka Allah pula lah
yang akan menuntunmu saat kau kehilangan arah.
Hmmm?
Sama seperti ketika aku memilih untuk mulai menetap di
suatu daerah. Ternyata pilihanku salah. Sungguh banyak kesulitan selama di
sana. Walau tentu saja tetap ada kemudahan di dalamnya. Namun, sampai sekarang
aku masih merinding disko jika membayangkan kembali.
Dan hikmah dibalik kesulitanku selama di sana, banyak
riset yang telah kulakukan untuk tulisan ini. Jadi, di dalam kesulitan tetap
ada hal-hal baik yang bisa kita dapat.
Betul tidak?!
Ok lah kalau begitu. Nanti kita kembali lagi untuk
bercerita tentang apa-apa saja yang terjadi di sana. 🤗
Jadi, pilihan Yusuf ini, apakah yang terbaik atau
bukanlah yang terbaik?
Menurut kalian gimana? Mumpung scene-nya belum
dituntaskan. 😅
Semua pasti ada positif dan negatifnya. Pengalaman saya pindah-pindah tempat tinggal, rasanya capek, harus mengulang beradaptasi dari awal lagi, tapi excited juga karena pastinya ada cerita dan pengalaman baru tinggal di kota yang lain.
BalasHapusSemoga Yusuf bisa memutuskan yang terbaik. Hehe..
Kesulitan bukan berarti pilihan hidup yang telah dipilih salah.
BalasHapusHanya saja kesulitan pasti akan membuat kita semua menjadi lebih kuat. Apalagi pilihan tersebut sudah berdasarkan istikharah.
Setiap langkah hendaknya memang diiringi dengan restu dan petunjukNya agar penuh berkah.
Jadi ingat aku juga dulunya pingin jadi guru. Tapi ayah ga mau aku jadi guru karena katanya ga setuju karena satu dan lain hal. Aku salut sama guru guru di pedalaman. Mereka berjuang dengan keterbatasan yang ada.
BalasHapusBaru saja saya mengikuti kajian bersama Kang Deden, ketua NU Kab Cianjur yang menjelaskan, saat kita istikharah, tidak melalui mimpi semua petinju Nya itu kita dapat. Tapi bisa saja melalui kemantapan dan atau kemudahan dalam melaluinya
BalasHapusBetul mba, kalau lagi galau memilih diantara dua atau lebih pilihan, yang terbaik yang harus dilakukan adalah libatkan Allah dengan cara istikharah
BalasHapusPilihan yang salah bukan berarti kita gegabah. Kalau menurutku dari situ kita banyak mangambil pelajaran dan hikmah. Selalu ada yang bisa kita syukuri. Demikian juga apapun keputusan yang diambil Yusuf nanti
BalasHapusJadi penasaran, keputusan apa yang diambil Yusuf akhirnya. Sepakat banget saya Mbak, saat bingung menentukan pilihan, banyak memohon dan sholat istikharah selalu jadi solusinya. Sambil pelan-pelan menjalani prosesnya, insyaAllah nanti ketemu jawabannya ya.
BalasHapusYa Allah besar juga ya perjuangan para guru pedalaman. Betapa mereka tidak hanya berjuang dengan diri sendiri tapi juga rela meninggalkan semuanya demi pengabdian
BalasHapuskadang hasil dari pilihan tidak tampak dfalam waktu cepat, bisa bertahun-tahun mungkin, tapi yang pasti hati bahagia menjalankan pilihan, endingnya dibuat plot twist gimana? tapi yusuf tetap bahagia dengan pilihannya
BalasHapusDalam menghadapi pilihan, saya pun melibatkan Tuhan. Karena apa yang menurut saya baik, itu belum tentu baik menurut-Nya.
BalasHapuspenasaran dengan novel barunya mba, semoga lancar pembuatannya dan segera terbit. Semoga istikhoroh yang sudah dilakukan memberikan petunjuk terbaik
BalasHapusSaya rasa ngga ada pilihan yang salah sih. Kalau terjadi kesulitan itu berarti cobaan aja
BalasHapusIya nih selama masih mudah mesti melakukan pilihan-pilihan terbaik yang pastinya sesuai kata hati ya
BalasHapusBisa jadi pilihan terbaik asalkan Yusuf memang sudah bulat tekadnya dalam menentukan pilihan. Masa depan yang bagus belum tentu menggunakan standar ketercukupan uang, meskipun kepemilikan uang memang perlu, bahkan untuk orang yang ingin berjihad sekalipun. Namun jika apa yang ditawarkan oleh Bang Abi tidak sesuai dengan hati nurani Yusuf, yaaa... kembali lagi pada Yusuf. Dia mau yang mana. Mau yang enak dan banyak uang tapi nurani terganggu, atau tetap pada keputusannya dengan resiko banyak halangan dan rintangan yang akan dihadapi, namun Yusuf bisa merasakan menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi sesama. Duh kok jadi panjang komennya hehehe....
BalasHapusMemang harus selalu mengikutsertakan Allah dalam setiap pilihan kita. Di tunggu bukunya launch ya mna
BalasHapus